Bagian Pertama
PERJALANAN ‘ALI KUCYA BERSAMA KAFILAH
Ketika waktu
perjalanannya sudah datang, ‘Ali Kucya berpamitan kepada sahabatnya, ‘Hasan’.
Ia kemudian mengambil sisa barang-barangnya untuk dibawa dan dijual di Makkah,
dan memulai perjalanannya bersama kafilah dari Baghdad.
Kafilah yang di dalamnya
terdapat ‘Ali Kucya pergi hingga sampai di Makkah. Di sana, ‘Ali Kucya beserta
orang yang pergi bersamanya melaksanakan ibadah haji.
Setelah melaksanakan ibadah
haji, ‘Ali mulai menjual barang-barang yang dibawa dari Baghdad. Tidak hanya
itu, ia pun memperbanyak barang dagangannya dengan membeli dari Makkah.
Kemudian terdapat dua orang
pedagang yang berjalan ke dekat ‘Ali yang sedang berdagang, mereka berhenti memerhatikan
barang-barang ‘Ali Kucya. Mereka kagum karena bagusnya barang bawaan ‘Ali
Kucya.
Salah seorang di antara
mereka berkata temannya, “Kalau pedagang ini pergi ke Mesir dan membawa barang
dagangan langka ini ke Kairo, ia bisa menjualnya dengan harga yang tinggi.”
‘ALI KUCYA
DALAM PERJALANAN MENUJU KAIRO
Tatkala ‘Ali Kucya mendengar ucapan seorang pedagang
tadi, ia berencana untuk pergi ke Kairo agar bisa menjual barang-barangnya di
sana dengan harga yang tinggi.
Sebenarnya, ‘Ali Kucya telah mendengar tentang Mesir dari
kafilah yang ia ikuti sewaktu di perjalanan dari Baghdad. Mereka telah menceritakan
keindahan Kairo beserta peninggalan-peninggalan lama yang mengagumkan; seperti
Piramida Giza, patung Sphinx dan lain-lain.
‘Ali Kucya kemudian mengambil kesempatan ini untuk
menjual barang-barangnya di Kairo. Ia pun pergi bersama kafilah yang mengarah
ke sana sambil membayangkan keindahan kota tersebut.
SESAMPAINYA
‘ALI KUCYA DI KAIRO
Tatkala ‘Ali Kucya sampai di Kairo, ia sangat sibuk
sekali. Ia tak melewatkan sesaat pun kecuali menjual barang-barangnya dengan
harga yang tinggi. Terbuktilah kebenaran perkataan dua orang pedagang yang menghampirinya
sewaktu di Makkah.
Setelah Kairo, Ia berencana pergi ke Syam untuk
berniaga di sana. Ia membeli banyak barang dagangan dari Kairo untuk dijual di Damaskus (syam).
Kemudian ‘Ali Kucya pun mencari tahu jadwal kafilah yang akan pergi dari Kairo ke
Damaskus. Ternyata, kafilah itu akan pergi ke Damaskus 10 minggu kemudian. Maka
‘Ali Kucya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sambil menunggu keberangkatan
bersama kafilah, ia berencana untuk melihat peninggalan-peninggalan yang didengar
dari para musafir sewaktu ia di Baghdad.
Setiap hari, ia mengunjungi tempat-tempat peninggalan
terkenal, dan ia benar-benar menikmatinya. Pada suatu hari ia pergi menaiki
perahu dayung untuk mengunjungi suatu daerah yang dekat dengan Kairo. Di sana
ia melihat peninggalan-peninggalan yang indah. Selain itu, ia juga pergi ke
Piramida Giza, ia pun terkagum-kagum melihatnya.
‘Ali Kucya sangat senang dengan perjalanannya ke
Kairo. Ia telah merasakan berbagai hal yang tidak akan didapatkan sekiranya
tidak melakukan safar.
DI
BAITUL MAQDIS
Ketika datang jadwal kepergian kafilah dari Kairo ke
Damaskus, ia pun ikut bergabung dengan mereka. Kafilah itu terus bergerak
hingga sampailah mereka di Baitul Maqdis.
‘Ali Kucya kemudian segera mengambil kesempatan ini,
ia mengunjungi masjid besar Baitul Maqdis sebagaimana ia mengungjungi Masjidil
Harom di Makkah.
DI
DAMASKUS
Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan bersama kafilah
ke Damaskus. Tatkala sampai di sana, ia melihat kota yang sangat indah, di sana
terdapat banyak air, kebun dan buah-buahan yang bagus.
Kamudian ia berdagang, dan setelah mendapatkan untung
yang banyak, ia pergi ke negara lain. Ia berpindah-pindah dari suatu negara ke
negara lain untuk berniaga dan bertamasya, hingga sampai di Persia.
Salam, https://rukyatulislam.blogspot.com/Berikutnya (bagian kedua)
Salam, https://rukyatulislam.blogspot.com/Berikutnya (bagian kedua)

Social Plugin